10 pesan HASAN AL- BANNA, yang dikumpulkan dan dan terjaga. Dan semua pesan ini mendorong hal positif dan membangun konstruktif dan peringatan kekosongan negative dalam kehancuran
1.Dan bangkitlah untuk sholat ketika mendengar seruan adzan bagaimana situasinya.
Orang yang meninggalkan solat
·Limaketika di dunia
üDicabut keberkahaannya selai di dunia.
üAllah swt mehapuskan kesholehan diwajahnya
üAllah swt tidak akan dikasih pahala
üDo’anya tidak akan dikabulkan
üAi tidak berhak mendapatkan do’a orang sholeh
·Tiga ketika syakaratul maut
üMati dalam keadaan hina
üMati dalam keadaan lapar
üMati dalam keadaan haus
·Tiga kitika dialam kubur
üAllah swt akan menyempikan kyburannya
üAkan dipenuhi kuburanya oleh api neraka
üDan Allah akan berikan ular syu’ban
·Tiga ketika diluar kubur
üSulitnya akan dihisab
üMurkanya Allah swt
üDan akan masuk kedalam neraka
2.Membaca Al- Qur’an, menelaah, mendengarkan, dzikir pada Allah dan pergunakan waktu sebaik mungkin dan ban yak faidahnya.
·Tiga orabg yang akan dilaknat oleh Al-Qu’an
üOang yang menbaca Al-Qu’an tapi perilakunya bertolak belakang
üOrang yang menganggap Al-Qu’an tidak benar dan menafsikan sesuai dengan hawa nafsu.
üOrang membaca Al-Qu’an tanpa ilmunya (tajwid)
3.Bersungguh-sungguh dalam perkataan berbahasa arab dengan fasikh, karna hal itu syiar-syiar islam
4.Dan janganlah memperbanyak perdebatandalam berbagai urusan dimanapun keadaannya dan pertukaran kebenaran
5.Dan janganlah memperbanyak tertawa karna hati nyambung dengan Allah dalam keadaan tenang, sopan , dan berwibawa.
6.Dan jangan bercanda, karena sesungguhnyatiak mengenal kesungguhanya.
7.Dan janganlah meninggikan suaramu kepada orang yang membutuhkannya oleh para pendengar dan akibatnya tidak akan memusingkan dan mengganggu.
8.Dan jauhilah gibah kepada seseorang, mencaci lembaga, dan janganlah berkata kecuali kebaikan.
9.Perkenalan dengan seseorang atau ketemu dengan saudara-saudara kita, walaupn orang tersebut tudak mau berkenalan karuna sesungguhnya pondasi cinta dalam perkenalan.
10.Kewajiban besar dariwaktu yang tersedia, maka dari itu jagalah kemanfaatan waktunya, maka kebuktian ini sangatkepentinagan dan sangkut pautlah dengankeperluan rersebut.
Membentuk kepribadian dai yang professional
Propesional = A + B = C
Ket : A = Integritas pribadi
B = kopetensi / kecakapan atau keahlian
C = hailite (dibayar tinggi)
A.Integritas prubadi yang harus bi bangun
·Ikhlas
·Amnah
·Damai
·Sabar , identik dengan kekuatan, kekokohan dan keuletan
اللحمدلله الذياوجب علينا ببرالوالدين الصلاة والسلام على سيد الالطرفين وعلى اله وصحبه الدين هم سعدوا فىالدارين ( امابعد)
Dewan guru yang saya hormati
Hadirin sebangsa dan setanah air
Kelurga yang unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga anak adalah bagian dari keluarga yang merupakan miniatur dari kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, anak sering menjadi kebanggaan, harapan, dan حح kepada orang tuanya.
Muncul pertanyaan, apa tugas seorang anak dalam islam itu? Sebagai jawabanya, “kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua”. Adalah tema yang akan kita bahas dalam kesepatan ini, dengan rujukan Al-Qur’an surat ayat 23:
Artinya: “Tuhanmu telah memutuskan janganlah menyembah kepada selain Dia, berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, jika salah seorang dari keduanya, atau kedua-duanya telah mencapai usia tua maka janganlah kamu mengatakan kepada mereka “ah” dan janganlah membentak mereka tapi berkatalah dengan kata-kata yang mulia.
Hadirin, demikian firman Aiiah tentang birul walidain. Kita kaji lebih dalam, jika dilihat dari persepektif ilmu balagh, pada ayat tadi terdapat unsur nafyi dan isbat, yaitu kata ان لاتععبدواالااياه. kemudian didalam ayat ini terdapat dua perintah Allah swt untuk kita semua. Pertama, perintah untuk menyembah-Nya. Kedua, perintah berbuat baik kepada orang tua. Bagaimana cara berbuat baik kepada orang tua?
Ayat tadi menjelaskan: pertama, dilarang mengatakan keduanya “ah”, karena akan menyinggung perasaannya dan menghancurkan hatinya. Munurut aqidah usul fiqh, ayat ini adalah contoh mafhum mukhalafah fakhwa khitab, yang mengandung perhatian janganlah memukul, dan menganiaya, mengatakan “ah” saja tidak boleh. Kedua dilarang menghadirkannya, dan ketiga, katakana/ ucapan kepda keduanya perkataan yang mulia penuh sopan santun dan rasa hormat.
Hadirih, muncul pertanyaan. Bagaimana sikap anak zaman anak sekarang apabila kita kaitkan dengan maksud ayat tersebut?. Ternyata hadirin, anak-anak zaman sekarang jika kurang pendidikan agamanya, kadang-kadang mengeluarkan kata-kata yang kurang terkontrol dan tidak merasakan hai itu jelas-jelas berdosa. Namun akhir-akhir ini, berdasarkan fakta yang marak terjadi bukan saja mengeluarkan kata-kata yang kotor, tapi ada yang sampai hatinya terpukul, menendang, menganianya membantai bahkan ada yang tega membunuh orang tuanya tanpa kemanusiaan. Naudzubillahi mindzalik.
Padahal rosul mengatakan
رضى الله فى رضا الواللدين وسخط الله فى سخط الوالدين
“ridho Allah tergantung ridho kepda orang tua dan murka Allah tergantung kepada murka orang tuua”.
Lalu, apa sebabnya anak disuruh Allah swt untuk berbuat baik kepada orang tua, terutama kepada ibu?
Para ahli tafsir menjawab
الا هوسبب الظاهرلوجوده وعيشه
“Orang tua (ibu) merupakan sebab lahir adanya dan hidupnya dan hidupnya seseorang dimuka bumi ini”.
Lebih jauh lagi Allah memberikan statemen dalam Al-Qur’an surat Lukman ayat 14
ووصينا الانسان بوالديهه حملته امه وهنا على وهن وفصاله فى عامين ان اشكرلى والوالديك الى المصير
Artinya : “ kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandung dengan keadaan lemah bertambah lemah dan menyampihnya pada usia dua tahun supaya kamu bersyukur kepada Ku dan kepada kedua orang tuamu. Dan hanya kepada-Kulah kamu kembali”.
Hadirin, apabila kita perhatika ayat tadi, ternyata ada dua penyebab kita diharuskan berbuat baik kepada orang tua, terutama ibu. Pertama, karena ibu telah mengandung kita dalam keadaan lemah bertambah lemah, selama Sembilan bulan. Bayangkan hadirin bukan waktu yang singkat, Sembilan itu artinya : 9x30 hari x 24jam x 60 menit. Sedangkan kemana-mana selalu dibawa kepasar kita ikut, ke kantor kita ikut, sampai tidurpun kita menempel pada perut ibu yang kian hari kian membesar. Kedua, sampailah yang ditunggu-tunggu kita lahir kedunia ini. Seorang penyair berkata : انت تبكى والناس حولك يضحكون سسرورا
“kau lahir dalam menangis sedangka handi tauladan yang ada disekelilingmu bergembira dan tertawa karena karena kau lahir kedunia dengan selamat”.
Renungkanlah hadirin kita dibesarkan dalam pelukan dan dekapan kasih sayang orang tua yang tiada terhingga. Ketika hendak tidur, dinina bobokan dengan dongeng dan cerita-cerita yang lucu, diiringi dengan lagu-lagu yang merdu, diselipi-selipi nan syahdu menggugah hati yang sedang pilu sampai tertidur lesu. Dengan kesabaran dan kasih sayang orang tua tumpahkan bagi anak, buah hati tercinta.
Pantas, ketika Rosulullah saw ditanya seorang sahabat : kepada siapa saya berbuat baik? Rasul menjawab : ibumu, ibumu, ibumu, lalu bapakmu. Dengan demikian, tiga banding satu. Dengan kata lain, tugas iibu yang memdidik anak lebih berat dari ayah.
Hadirin, diera globalisasi seperti sekarng ini, anak soleh sangat asing dan langka kita temukan. Sejarah telah mencatat dan fakta yang berbicara, apadila kita saksian banyak kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Ada anak yang menganianya, mengusir, membantai bahkan mengasingkan kedua orang tuanya karena sudah tinggi ilmunya, sudah mapan ekonominya. Bahkan sampai hati melupan enggan dan tidak mau lagi menimui orang tuanya kepanti jompo. Padahal sejarah telah mencatat, tidak adaa kebahagiaan seorang anakpun tanpa do’a restu dari kedua orang tuanya. Siapa itu kan’an yang tenggelamkan Allah dengab banjir? Siapa itu Al-qomah seorang sahabat nabi yang soleh, tapi sulit keluar ruh ketika hendak menggal dunia? Siapa itu malin kundang yang dikutuk jadi batu? Mereka itu adalah sosok anak yang durhaka kepada orang tuanya, sehingga tidak mendapat kebahagiaan didalam hidupnya. Itu sebabnya Rasul bersabda :
الجنة تحت اقدام الامهات
“surga itu ada dibawah telapak kaki ibu”.
Artnya tidak anak yang selamat kalau masih membudayakan sifat angkuh, sombong, dan tinggi hati didepan ibu sendiri
Alhamdulillah, uuntuk menciptakan anak soleh, banyak upaya yang dilakukan perintah kita, baik melalui jalan formal atau non formal. Misalnya, dibangunya pergurruan tinggi agama islam (PTAI) didirikanya pesantren dan organisasi keislaman. Inilah upaya yang harus kita dukung dalam rangka meenciptakan kesinambungan dalam keluarga. Allah swt berfirman dalam Al-quur’qn surat At-thur ayat 21
والدين امنواواتبعثهم دريتهم دريتهم بايمان الحقنا بهم ديتهم وما الثنا هم من عملهم من شيء بما كسب رهين
Artinya : “Dan orang yang beriman dan baik kepada cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan kami tiddak mengurangi sedikitpun dari pehala amal mereka tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjainnya”.
Hadirin yang berbahagia
Inilah janji Allah bahwa anak soleh adalah anak yang bisa mengharmoniskan kesatuan kelurga. Bukan sebatas itu, tapi diakhirat kelak mereka akan kumpul, bersatu, beersama-sama mendapat kebahagian berada pada rahmat Allah.
Dengan demikian, yang saya dapat simpulkan, begittu banyak jasa orang tua terhadap anak-anaknya, ai melahirkan, membersarkan dan mendidik anaknya sehingga sukses dimasa depan oleh karena itu hadirin, kewajiban kita sebagai anak adalah berbakti, berbakti, dan berbakti kepada orng tua. Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosa orang tauku. Sayangilah mereka kedua sebagaimana mereka menyayangiku diwaktu kecil. Ya Allah, curahkanlah rahmat-Mu kepada keduanya, dan tempatkanlah disisi-Mu sebagai makhluk yang mulia.
اللحمدلله الذياوجب عليناببرالوالدينالصلاة والسلام على سيد الالطرفين وعلى اله وصحبه الدين هم سعدوا فىالدارين ( امابعد)
Dewan guru yang saya hormati
Hadirin sebangsa dan setanah air
Kelurga yang unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Begitu juga anak adalah bagian dari keluarga yang merupakan miniatur dari kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, anak sering menjadi kebanggaan, harapan, dan حح kepada orang tuanya.
Muncul pertanyaan, apa tugas seorang anak dalam islam itu? Sebagai jawabanya, “kewajiban Berbakti Kepada Orang Tua”. Adalah tema yang akan kita bahas dalam kesepatan ini, dengan rujukan Al-Qur’an surat ayat 23:
Artinya: “Tuhanmu telah memutuskan janganlah menyembah kepada selain Dia, berbuat baiklah kepada ibu bapakmu, jika salah seorang dari keduanya, atau kedua-duanya telah mencapai usia tua maka janganlah kamu mengatakan kepada mereka “ah” dan janganlah membentak mereka tapi berkatalah dengan kata-kata yang mulia.
Hadirin, demikian firman Aiiah tentang birul walidain. Kita kaji lebih dalam, jika dilihat dari persepektif ilmu balagh, pada ayat tadi terdapat unsur nafyi dan isbat, yaitu kata ان لاتععبدواالااياه. kemudian didalam ayat ini terdapat dua perintah Allah swt untuk kita semua. Pertama, perintah untuk menyembah-Nya. Kedua, perintah berbuat baik kepada orang tua. Bagaimana cara berbuat baik kepada orang tua?
Ayat tadi menjelaskan: pertama, dilarang mengatakan keduanya “ah”, karena akan menyinggung perasaannya dan menghancurkan hatinya. Munurut aqidah usul fiqh, ayat ini adalah contoh mafhum mukhalafah fakhwa khitab, yang mengandung perhatian janganlah memukul, dan menganiaya, mengatakan “ah” saja tidak boleh. Kedua dilarang menghadirkannya, dan ketiga, katakana/ ucapan kepda keduanya perkataan yang mulia penuh sopan santun dan rasa hormat.
Hadirih, muncul pertanyaan. Bagaimanasikap anak zaman anak sekarang apabila kita kaitkan dengan maksud ayat tersebut?. Ternyata hadirin, anak-anak zaman sekarang jika kurang pendidikan agamanya, kadang-kadang mengeluarkan kata-kata yang kurang terkontrol dan tidak merasakan hai itu jelas-jelas berdosa. Namun akhir-akhir ini, berdasarkan fakta yang marak terjadi bukan saja mengeluarkan kata-kata yang kotor, tapi ada yang sampai hatinya terpukul, menendang, menganianya membantai bahkan ada yang tega membunuh orang tuanya tanpa kemanusiaan. Naudzubillahi mindzalik.
Padahal rosul mengatakan
رضى الله فى رضا الواللدينوسخط الله فى سخط الوالدين
“ridho Allah tergantung ridho kepda orang tua dan murka Allah tergantung kepada murka orang tuua”.
Lalu, apa sebabnya anak disuruh Allah swt untuk berbuat baik kepada orang tua, terutama kepada ibu?
Para ahli tafsir menjawab
الا هوسبب الظاهرلوجوده وعيشه
“Orang tua (ibu) merupakan sebab lahir adanya dan hidupnya dan hidupnya seseorang dimuka bumi ini”.
Lebih jauh lagi Allah memberikan statemen dalam Al-Qur’an surat Lukman ayat 14
ووصينا الانسان بوالديهه حملته امهوهنا على وهنوفصاله فى عامين ان اشكرلى والوالديك الى المصير
Artinya : “ kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandung dengan keadaan lemah bertambah lemah dan menyampihnya pada usia dua tahun supaya kamu bersyukur kepada Ku dan kepada kedua orang tuamu. Dan hanya kepada-Kulah kamu kembali”.
Hadirin, apabila kita perhatika ayat tadi, ternyata ada dua penyebab kita diharuskan berbuat baik kepada orang tua, terutama ibu. Pertama, karena ibu telah mengandung kita dalam keadaan lemah bertambah lemah, selama Sembilan bulan. Bayangkan hadirin bukan waktu yang singkat, Sembilan itu artinya : 9x30 hari x 24jam x 60 menit. Sedangkan kemana-mana selalu dibawa kepasar kita ikut, ke kantor kita ikut, sampai tidurpun kita menempel pada perut ibu yang kian hari kian membesar. Kedua, sampailah yang ditunggu-tunggu kita lahir kedunia ini. Seorang penyair berkata :انت تبكى والناس حولك يضحكون سسرورا
“kau lahir dalam menangis sedangka handi tauladan yang ada disekelilingmu bergembira dan tertawa karena karena kau lahir kedunia dengan selamat”.
Renungkanlah hadirin kita dibesarkan dalam pelukan dan dekapan kasih sayang orang tua yang tiada terhingga. Ketika hendak tidur, dinina bobokan dengan dongeng dan cerita-cerita yang lucu, diiringi dengan lagu-lagu yang merdu, diselipi-selipi nan syahdu menggugah hati yang sedang pilu sampai tertidur lesu. Dengan kesabaran dan kasih sayang orang tua tumpahkan bagi anak, buah hati tercinta.
Pantas, ketika Rosulullah saw ditanya seorang sahabat : kepada siapa saya berbuat baik? Rasul menjawab : ibumu, ibumu, ibumu, lalu bapakmu. Dengan demikian, tiga banding satu. Dengan kata lain, tugas iibu yang memdidik anak lebih berat dari ayah.
Hadirin, diera globalisasi seperti sekarng ini, anak soleh sangat asing dan langka kita temukan. Sejarah telah mencatat dan fakta yang berbicara, apadila kita saksian banyak kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Ada anak yang menganianya, mengusir, membantai bahkan mengasingkan kedua orang tuanya karena sudah tinggi ilmunya, sudah mapan ekonominya. Bahkan sampai hati melupan enggan dan tidak mau lagi menimui orang tuanya kepanti jompo. Padahal sejarah telah mencatat, tidak adaa kebahagiaan seorang anakpun tanpa do’a restu dari kedua orang tuanya. Siapa itu kan’an yang tenggelamkan Allah dengab banjir? Siapa itu Al-qomah seorang sahabat nabi yang soleh, tapi sulit keluar ruh ketika hendak menggal dunia? Siapa itu malin kundang yang dikutuk jadi batu? Mereka itu adalah sosok anak yang durhaka kepada orang tuanya, sehingga tidak mendapat kebahagiaan didalam hidupnya. Itu sebabnya Rasul bersabda :
الجنة تحت اقدام الامهات
“surga itu ada dibawah telapak kaki ibu”.
Artnya tidak anak yang selamat kalau masih membudayakan sifat angkuh, sombong, dan tinggi hati didepan ibu sendiri
Alhamdulillah, uuntuk menciptakan anak soleh, banyak upaya yang dilakukan perintah kita, baik melalui jalan formal atau non formal. Misalnya, dibangunya pergurruan tinggi agama islam (PTAI) didirikanya pesantren dan organisasi keislaman. Inilah upaya yang harus kita dukung dalam rangka meenciptakan kesinambungan dalam keluarga. Allah swt berfirman dalam Al-quur’qn surat At-thur ayat 21
والدين امنواواتبعثهم دريتهم دريتهم بايمان الحقنا بهم ديتهم وما الثنا هم من عملهم من شيء بما كسب رهين
Artinya : “Dan orang yang beriman dan baik kepada cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan kami tiddak mengurangi sedikitpun dari pehala amal mereka tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjainnya”.
Hadirin yang berbahagia
Inilah janji Allah bahwa anak soleh adalah anak yang bisa mengharmoniskan kesatuan kelurga. Bukan sebatas itu, tapi diakhirat kelak mereka akan kumpul, bersatu, beersama-sama mendapat kebahagian berada pada rahmat Allah.
Dengan demikian, yang saya dapat simpulkan, begittu banyak jasa orang tua terhadap anak-anaknya, ai melahirkan, membersarkan dan mendidik anaknya sehingga sukses dimasa depan oleh karena itu hadirin, kewajiban kita sebagai anak adalah berbakti, berbakti, dan berbakti kepada orng tua. Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosa orang tauku. Sayangilah mereka kedua sebagaimana merekamenyayangiku diwaktu kecil. Ya Allah, curahkanlah rahmat-Mu kepada keduanya, dan tempatkanlah disisi-Mu sebagai makhluk yang mulia.